Entah bagaimana sang pemuda begitu berbakat. Ditulisnya beruntai-untai syair-syair cinta. Untuk siapa ? Sang gadis bertanya. Apakah itu untuknya ? Apakah itu tentangnya ? demikianlah pemikiran sang gadis. Bah... mana mungkin, sang gadis bermaksud melindungi hatinya yang dulu sempat terkoyak.
Dia lupa serbuk cinta yang terhirup olehnya. Sebaik-baiknya dia membangun benteng itu, serbuk itu telah menempel, melebur dalam hatinya. Kemudian dari leburan itu muncul benih, berakar. Dari itu tunasnya menumbuhkan harapan dan kekaguman. Benteng itu tiba-tiba roboh, dan saat kuncup cinta tumbuh segala pertahanan itu sirna.
Saat segala pertahanan sirna, beruntai-untai sajak ditulis sang gadis mengenai pemuda cintanya. Dan saat kuncup itu membesar gadis itu tak mampu menahan diri untuk menyapa pemuda urakan itu. Namun saat ia mendekat, pemuda itu telihat olehnya mendekati gadis lain. Hatinya tiba-tiba kembali terkoyak. Nyala api keberaniannya tiba-tiba meredup. Ia hanya ingin menangis, menangis....
Rizka
DeveloperCras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.
0 komentar:
Posting Komentar